Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang disingkat dengan P5 adalah Projek yang wajib dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan yang menggunakan Kurikulum Merdeka. P5 ini merupakan bagian dari Struktur Kurikulum Merdeka yang telah diluncurkan oleh Kemendikbudristek.
Kamis (15/2) para siswa kelas 10 SMA Negeri 1 Mojosari memulai melaksanakan program P5 yang ke-3 bertemakan Kewirausahaan dengan tema “Membangun Jiwa Wirausahawan Melalui Batik Nusantara”.
.
Acara dimulai dengan sambutan dari bapak Wardoyo, S.Pd., M.M.Pd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Mojosari. Dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Bapak Sudirman, S.Pd. selaku guru Seni Budaya SMA Negeri 1 Mojosari sekaligus pendamping dalam P5 kali ini.
Ada 5 kelompok yang terbentuk dalam 1 kelas, yaitu kelompok batik abstrak, batik cap, batik jumputan, batik smoke dan batik taplak. Di hari selanjutnya adalah proses pembuatan batik yang dilakukan di aula SMA Negeri 1 Mojosari. Proses pembuatan 5 jenis batik ini memakan waktu selama kurang lebih 5 hari.
Hari Jumat (23/2) adalah puncak dari kegiatan P5. Pada hari tersebut digelar acara fashion show dimana hasil karya batik yang sudah dibuat siswa kelas 10 dipamerkan oleh perwakilan tiap kelompok batik di aula utama. Fashion show tidak hanya diikuti oleh perwakilan tiap kelompok, sebagian bapak ibu guru juga turut memeriahkan acara tersebut.
Bapak Sudirman selaku pendamping kegiatan P5 menyampaikan tujuan lain dari kegiatan membatik ini adalah untuk mengedukasi para siswa agar dapat menerapkan ilmu yang sudah diberikan selama kegiatan, sehingga nantinya siswa mampu membesarkan UMKM daerah yang selama ini perlu sentuhan teknologi, bahkan bisa membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Proses Pembuatan batik
Gelar Karya Kain Batik Hasil Kerja Siswa
Video Liputan kegiatan P5
Saat puncak acara diramaikan dengan fashion show dari masing-masing kelompok batik. Bapak Wardoyo selaku Kepala Sekolah sangat bangga, malah ikut tampil di catwalk sebagai bentuk apresiasi kepada para siswa yang sudah berkarya dengan sukses. “Harapan saya terhadap kegiatan ini sangat besar, karena batik adalah milik negara Indonesia sebagai warisan adiluhung maka batik harus dikembangkan. Generasi muda diajak mendorong sebagai wirausaha batik supaya kelak generasi Indonesia bukan hanya buruh di perusahaan tapi generasi muda Indonesia bisa menumbuhkan UMKM dan bisa menghidupkan ekonomi kerakyatan dan kemampuan finansial di seluruh bidang utamanya batik,” ungkap beliau.
Reporter : Amarsya, Nashwa, Rania, & Prinsca | Penulis : Balqis Permata Jingga. (Vosmedia)