Kedisiplinan dalam mentaati peraturan lalu lintas menjadi perhatian utama yang terus disosialisasikan polisi lalu lintas. SMAN 1 Mojosari bekerjasama dengan satlantas Mojokerto menggelar acara yang bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan berkendara bagi pelajar SMAN 1 Mojosari. Berikut ini informasi kegiatan nya yang kami kutip dari beritajatim.com.

Tingginyacelakaan di wilayah hukum Polres Mojokerto karena humam eror dan kasus kecelakaan terbanyak melibatkan para pelajar. Pasalnya, rata-rata pengendara lebih banyak menggunakan Emotional Quotient (EQ) daripada Intelligence Quontinet (IQ) saat di jalan raya.

Hal tersebut diungkapkan Kasat Lantas Polres Mojokerto, AKP Wikha Ardilestanto usai menggelar acara Emotional dan Spiritual Quotient (ESQ) Riding Goes To School dalam rangka Operasi Simpatik Semeru 2017 di SMA Negeri I Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (11/3/2017).

“Untuk meminimalisir angka kecelakaan, diperlukan sosialisasi dan pemahaman pada masyarakat karena faktor utama kecelakaan sampai saat ini yakni human eror. Terutama di kalangan remaja atau pengendara pemula sehingga lebih memahami aturan dan tata cara berlalu lintas yang baik dan benar,” ungkapnya.

Yakni melalui program ESQ Riding Goes To School yang baru digagas tahun ini. Program ini menerapkan sistem pengetahuan teori dan hipnoterapi untuk melatih EQ agar bisa mengendalikan emosinya saat berkendara di jalan raya. Karena rata rata orang lebih banyak menggunakan EQ dari pada IQ.

“Dari hasil penelitian, sehari-hari manusia terutama kalangan anak anak dan remaja, 80 persen menggunakan EQ. Sedangkan, IQ digunakan hanya 20 persen saja. Makanya kita bungkus dengan kecerdasan spiritual supaya anak-anak selamat dalam berlalu lintas,” katanya.

Kasat berharap, program tersebut bisa memberikan pemahaman bagi para pelajar supaya lebih menjaga keaelamatan saat berkendara. Sementara itu, lanjutnya, SMA Negeri I Mojosari menjadi pilot projec untuk program ESQ Riding, namun nantinya akan dilaksanakan di sekolah-sekolah lainnya di wilayah hukum Polres Mojokerto.

“Kenapa kita pilih pelajar, karena data kita menunjukkan pelajar masih mendominasi angka kecelakaan di wilayah hukum Polres Mojokerto. Dalan kurun waktu tiga bulan terakhir, ada 33 kasus kecelakaan dari 152 kasus yang melibatkan kalangan pelajar,” ujarnya.

Sementara itu, CEO Tanks Institut Indonesi, Ketut Abid Halimi menambahkan, jika ESQ Riding merupakan metode baru di Indonesia untuk menekan angka kecelakaan dengan pembenahan mentalitas. “Karena Indonesia belum bisa membatasi jumlah kendaraan, seperti Singapura dan Malaysia. Dengan metode ini, orang tidak gampang emosi dan marah di jalan,” urainya.

Pasalnya, lanjut Ketut, karena jika diberikan sosialisasi, aturan maupun UU, mereka akan bosan dan bahkan sudah hafal sehingga diberikan metode pendekatan kesadaran. Terbukti, dari ratusan siswa SMA Negeri I Mojosari yang menjadi peserta, banyak yang menangis dan dua pingsan. Menurutnya, metode yang digunakan yakni pendekatan melalui film yang mengugah jiwa.

“Setelah menonton film, kemudian kemudian para peserta diberikan motivasi karena banyak orang lupa jika jalanan bisa menjadi kuburan massal. Di Jatim, satu jam ada tiga korban meninggal di jalan raya dan dua diantaranya yakni pelajar sehingga diharapkan tertib adalah keharusan bukan ketakutan,” jelasnya.

Sekitar 100 pelajar kelas III SMA Negeri I Mojosari tampak serius mengikuti kegiatan ESQ Riding Goes To School yang digelar Satlantas Polres Mojokerto tersebut. Sebelum praktek berkendara yang baik dan benar, para siswa terlebih dahulu berkumpul di aula sekolah untuk menonton film dokumenter tentang kecelakaan di jalan raya.

Usai menonton film, para siswa menyimak motivator yang memberikan serangkaian hipnoterapi. Tak jarang banyak dari mereka yang menangis mendengarkan sang motivator memberikan pengetahuan tentang kecelakaan lalu lintas hingga dampak yang ditimbulkan akibat kecelakaan tersebut.

Sumber : Beritajatim.com